Surabaya,wirafokus.com- Satlantas Polrestabes mempersiapkan kesiapan dalam operasi Ketupat 2021 Polda Jatim dan juga Penyekatan arus mudik yang dari luar kota maupun dalam kota tidak dijinkan dalam melakukan mudik lebaran diwilayah masing-masing, khususnya di kota Pahlawan Surabaya.
Seperti yang dilakukan Kakorlantas Polri dalam kunjungannya di Bundaran Waru, yang diterima oleh Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Johnny Eddizon Isir dan Kasatlantas Polrestabes Surabaya AKBP Teddy Chandra S.I.K, dan pejabat perhubungan wilayah Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat.
Saat Kakorlantas Polri, Irjen Pol Istiono yang mengunjungi Bundaran Waru Cito Surabaya, Kamis (29 April 2021) .
Kakorlantas Polri menyampaikan kegiatan tersebut berkaitan dengan adanya larangan mudik yang dilakukan oleh semua warga yang memaksa untuk mudik, tetapi petugas dari seluruh jajaran Polda Jatim akan tetap mengantisipasi masyarakat atau warga yang akan mudik, petugas akan membalikan arah kembali untuk tetap berada di rumah masing-masing.
Irjen Pol Istiono mengatakan,” untuk jalur jalur-jalur tikus yang akan dilewati oleh para pemudik yang nekat akan kembali pulang ke daerahnya masing-masing, khususnya di jalur tikus wilayah Jawa Timur, sudah diantisipasi oleh Kapolres bersama jajaran masing-masing wilayah.
Dan masing-masing Kapolres juga sudah memyatakan kesiapannya untuk memperketat perbatasa demgan melakukan penyekatan di sejumlah titik yang sudah ditentukan.
Seperti yang sudah dikunjungi dan sudah diliat oleh Kakorlantas Polri, yaitu di Bundaran Waru Cito, adalah salah satu titik penyekatan jalur keluar masuknya para pemudik.
Irjen Pol Istiono mengatakan,” Sudah terlihat di Surabaya, titik penyekatan yang dibangun all out, baik personel, sarana dan prasarana, serta cara berindak di lapangan dan koordinasi dengan lintas sektoral yang sangat bagus,” kata Istiono.
“Jadi kesiapan Operasi Ketupat 2021 di Surabaya ini memang sudah siap,”imbuhnya.
Irjen Pol Istiono mengharap kepada Polda Jatim dan Polres jajaran, bahwa operasi Ketupat 2021 ini adalah operasi kemanusiaan.
“Lalu untuk tindakan di lapangan adalah persuasif dan humanis. Bagi pemudik yang melakukan mudik, harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh adendum Satgas Covid-19,” imbuhnya.
Memang Penyekatan terhadap pemudik harus dilaksanakan, mengingat sejauh ini, Covid-19 masih menjadi ancaman di Indonesia, termasuk Jawa Timur.
Jika ada peningkatan volume kendaraan, segera diambil langkah cepat di lapangan.
Diharapkan kembali bahwa kesadaran masyarakatlah yang bisa untuk tidak mudik saat menjelang lebaran nanti, dan Pemerintah menganjurkan untuk tidak mudik, demi kebaikan bersama, demi memutus, dan mengakhiri mata rantai Covid-19,” kata Irjen Pol Istiono mengkhiri ulasannya. (dwiw)